RSS

Thursday, February 11, 2010

Pentingnya Metode Pembelajaran Aktif dan Komunikatif; Tugas1

Pada zaman sekarang ini, pengetahuan umum mengenai psikologi pendidikan sangat diperlukan guru-guru dalam menguasai teknik-teknik apa saja yang dapat membuat murid-muridnya senang dan mau belajar dan mengikuti pelajaran. Salah satu teknik yang harus dikuasai oleh pendidik atau guru adalah mengenai cara berkomunikasi dengan murid-muridnya untuk mendukung pembelajaran. Hal ini sangat penting karena murid-murid tidak akan tertarik mengikuti pelajaran tersebut apabila kelas tersebut membosankan, apabila guru tersebut tidak menerangkan secara jelas, tidak memerhatikan siswa, terlalu kaku, memberikan tugas yang terlalu banyak kepada siswa, dsb. Seorang guru hendaknya dapat membuat murid-murid mau mendengarkannya, biasanya para murid menyukai guru yang mempunyai selera humor, yang dapat membuat kelas menjadi menarik, menguasai pelajaran, dapat menerangkan secara jelas, intinya; seorang guru harus bisa komunikatif dalam mengajar.

Dulu, sebelum masuk ke perguruan tinggi, tepatnya pada saat duduk di bangku SMP, metode yang digunakan oleh beberapa guru di sekolah saya kurang efektif dan kebanyakan menggunakan komunikasi satu arah saja.
Seperti yang kita ketahui, pola komunikasi dalam proses pembelajaran ada 3, yaitu:
1. Komunikasi satu arah
- Pengajar menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
- Tidak ada reaksi dari peserta didik
- Pembelajaran berpusat pada pengajar, peserta didiknya pasif(hanya menerima ketika diberi pembelajaran)
2. Komunikasi dua arah
- Antara pengajar dan peserta didik terjadi interaksi. Suasana kelas lebih aktif dan lebih dinamis
3. Komunikasi banyak arah
- Proses pembelajaran terjadi secara timbal balik dari pengajar ke peserta didik, peserta didik ke pengajar, dan peserta didik ke peserta didik lainnya.
- Suasana kelas menjadi interaktif

Dengan metode pembelajaran menggunakan komunikasi satu arah di kelas kami, murid-murid merasa bosan dengan kelas tersebut, sebagian murid ribut dan membuat kelas gaduh. Bagaimana tidak, ada guru yang hanya mencatat di papan tulis(terkadang mendikte), tanpa mempedulikan ataupun menerangkan pada muridnya, setelah bel, ia pun pergi begitu saja. Adapun guru-guru yang dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, tanpa keributan dan si guru dapat menjelaskan materi dengan jelas dan memuaskan, tetapi sayangnya guru ini hanya melakukan ceramah dan kurang interaktif.

Hal ini sangat berbeda ketika saya masuk ke perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, metode pembelajaran di kelas kebanyakan menggunakan komunikasi dua arah bahkan terkadang menggunakan komunikasi banyak arah, di mana ketika dosen selesai memberikan ceramahnya, mahasiswa secara aktif dapat bertanya, mengajukan pendapatnya secara bebas, dan terkadang berdiskusi. Di perguruan tinggi, banyak mata kuliah yang menuntut mahasiswanya mampu melakukan presentasi. Menurut saya, hal ini sangat positif karena dapat membuat suasana kelas menjadi hidup, menjadi semakin interaktif dan menarik. Para mahasiswa juga dapat melatih diri berbicara di depan umum, mau tidak mau mahasiswa juga lebih dapat menguasai bahan, pendengar yang lain pun dapat secara aktif dan dengan antusias mengajukan pertanyaan, mengatakan pendapat mereka, ataupun memberi komentar dan kritik yang membangun tentunya. Dosen di sini bertugas memberi tambahan materi ataupun meluruskan penjelasan si mahasiswa. Dosen sebagai pengajar berfungsi dalam komunikasi terutama dalam proses pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai komunikator, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator yang memberi dorongan dan semangat dalam belajar dari peserta didik. Dengan adanya interaksi komunikatif seperti ini di kelas, bukan hanya mahasiswa yang dapat belajar, tetapi si pengajar atau dosen juga mendapatkan ilmu-ilmu yang mungkin belum pernah didapatkannya.

Setelah penjelasan di atas, hendaknya metode pembelajaran di sekolah-sekolah sekarang ini dapat diubah sebaik mungkin agar dapat menghasilkan murid yang aktif, kreatif dan berkualitas, selain itu guru-guru pun terlatih untuk membuat suasana kelas lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

(Baca lebih banyak mengapa pembelajaran aktif lebih menjadi sangat penting di sini)

Sources:
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta : Bandung.
Santrock, John W. 2004. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Kencana : Jakarta.

11 Februari 2010
oleh: Dwiyana Savira
16:17

demikianlah tugas ini saya selesaikan, semoga bermanfaat =)

0 comments:

Post a Comment