Pada abad 20, terdapat banyak sekali penemuan-penemuan yang mengejutkan dalam dunia teknologi, salah satunya adalah ditemukannya komputer. Sekarang ini komputer benar-benar telah merajalela dan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimanapun. komputer telah banyak berperan dalam mempermudah kehidupan manusia. Apalagi setelah adanya internet, segala jenis informasi dapat kita akses dengan lebih mudah dan cepat dan praktis dibandingkan dengan media komunikasi/informasi lain. Selain itu, pembelajaran terhadap segala hal pun lebih mudah.
Hubungannya dengan dunia pendidikan
Komputer dan internet sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, ini dapat dilihat dari sekolah-sekolah yang mendirikan laboratorium komputer, ataupun laboratorium bahasa yang menggunakan komputer sebagai perangkat yang membantu pembelajaran. Penggunaan komputer dalam laboratorium bahasa di sekolah-sekolah dapat membantu siswa menerapkan praktek seperti dalam listening dan speaking . Sekolah-sekolah juga telah memfasilitasi internet dalam lingkungan sekolah dalam bentuk wi-fi. Ini dikarenakan sekolah-sekolah telah sadar pentingnya peran internet dan komputer dalam mendukung proses belajar-mengajar. Para siswa juga dapat belajar banyak hal baru di luar dari ceramah guru di kelas hanya dengan internet. Oleh karena itu, komputer dan internet sangat berperan penting dalam proses pembelajaran si siswa, dalam menambah dan memperkaya wawasan serta ilmunya. Pembelajaran yang menggunakan media komputer dan internet ini dapat disebut juga dengan e-learning
Pengertian e-learning
e-learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronik, biasanya mempunyai kombinasi antara audio, video dan perangkat komputer. Dengan adanya e-learning, proses pembelajaran dapat menjadi mudah, efisien, dan efektif. Salah satunya, kita dapat belajar dengan dosen kita walaupun dosen kita tidak berada dalam kelas melalui e-learning, seperti ceramah melalui videoconference. Ataupun, untuk materi-materi tertentu atau tambahan, dosen hanya perlu mengupload dalam situs e-learning tersebut, dan mahasiswa dapat dengan mudah mengakses dan belajar hanya dengan membuka situs tersebut kapanpun dan di manapun. Sangat praktis bukan?
e-learning ini juga sangat berkaitan erat dengan istilah ubiquitous computing. Berikut pengertiannya.
Ubiquitous computing
Istilah ubiquitous computing pertama kali diperkenalkan oleh Mark Weiser, ia menyatakan bahawa ubiquitous computing diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Alat-alat elektronik seperti telepon, portable, mobile, sudah mulai menggeser komputer desktop. Hal ini terlihat jelas seperti ketika seorang pelajar yang karena malas duduk di depan komputernya untuk mengerjakan tugasnya yang perlu diupload di blog, ia pun menggunakan handphone-nya untuk mengerjakan tugas tersebut, ia dapat mengerjakannya di mana saja, dan kapan saja hingga selesai dan akhirnya dikirim lewat handphone tersebut juga tentunya.
Hubungan antara e-learning dengan Ubiquitous computing
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ubiquitous computing dan e-learning sangatlah berhubungan. Ubiquitous computing sangat menyokong kelangsungan belajar mengajar dengan e-learning. Seorang dosen mengupload bahan ajaran di blog-nya, dan para mahasiswa, dengan hanya bermodalkan handphone yang mempunyai layanan internet, dapat dengan mudah mendapatkan dan mendownload materi tersebut. Ataupun, seperti yang kita ketahui, pelajar sangat membutuhkan bahan referensi untuk mengerjakan tugas mereka dengan membrowse melalui google atau semacamnya. Hal ini sangat mempermudah para siswa yang malas membuka buku untuk mencari referensi, dan merupakan pembelajaran yang sangat efektif, efisien dan tidak dibatasi oleh lokasi karena internet merupakan tempat orang-orang bertukar informasi.
Sudah seharusnya setiap sekolah menerapakan e-learning, karena selain telah mengoptimalkan proses belajar-mengajar, menambah wawasan para siswa. dan para siswa juga dapat lebih berekspresi dan tidak “gaptek” tentunya.
Referensi :
Santrock, John W, 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Jakarta: Kencana.
Munir, 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi, Bandung: Alfabeta.
Referensi lainnya:
wikipedia
Dwiyana Savira
091301075
24 Februari 2010
0 comments:
Post a Comment