Tuesday, May 25, 2010
Saturday, May 8, 2010
Laporan Observasi Kelompok "K"
Thursday, March 11, 2010
photography+editing=ART! (tugas individu 3)
nah, di bawah ini terdapat beberapa karyaku. jepretanku dan editanku sendiri... selamat menikmati =)
foto dapat menceritakan segalanya, setujukah anda? dan fotografi juga tidak harus menggunakan kamera yang mahal , semua foto di atas hanya menggunakan sebuah kamera digital dan handphone untuk meng-capture momen-momen tersebut. fotografi itu spontan, mengasyikkan, dan juga bagiku memuaskan karena dapat di-share dengan teman-teman.
Tuesday, March 2, 2010
Kesimpulan hasil diskusi kelompok K; tugas 2
1. Psikologi Pendidikan dan Media pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut :
1. kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
2. kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
3. kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak misalnya TV atau radio.-Landasan Penggunaan Media PembelajaranLandasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu:
(1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya,
(2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Hoban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak.fungsi media pembelajaran:
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan).
d. Semua indera murid dapat diaktifkan.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
referensi:
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf
http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/manfaat-media-pendidikan/
http://z0n2.wordpress.com/2008/04/01/media-pembelajaran/
http://citraedukasi.blogspot.com/2008/12/media-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/10/12/umpan-balik-yang-efektif-bagi-siswa/
Teknologi pembelajaran merupakan suatu disiplin/bidang(field of study), yang berdasarkan definisi AECT 2004 ( AECT Definition and Terminologi Committee document #MM4.0 )mempunyai arti : “studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi”.
Teknologi pembelajaran mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:
1) Untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran
2) Untuk meningkatkan kinerja
Selain tujuan tersebut, teknologi pembelajaran dapat membuat suatu pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendesain, melaksanakan dan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. Dari sini dapat disimpulkan bahwa manusia( dalam hal ini guru), bukanlah satu-satunya sumber belajar. Teknologi pembelajaran juga merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan. Oleh karena itu, teknologi pembelajaran memegang peran yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Dengan pemanfaatan teknologi ini, proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan lebih baik dan efisien, teknologi yang di maksud di sini merupakan teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik(hardtech), tetapi juga teknologi lunak(softtech). Walaupun teknologi pembelajaran memegang peran yang sangat besar dalam bidang pendidikan, teknologi pembelajaran juga dapat bergerak dalam semua aktifitas manusia seperti dalam perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dan lain sebagainya.
Referensi:
Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana
http://rufmania.multiply.com/journal/item/2/Definisi_Teknologi_Pendidikan_-_AECT_2004
http://guruw.wordpress.com/2010/01/29/teknologi-pendidikan-apaan-sich/
http://thegoebbeiz.wordpress.com/2009/11/15/teknologi-pembelajaran-aect-1994/
http://metrosis.blogspot.com/2009/08/desain-teknologi-pembelajaran.html
3. Ragam Model Pembelajaran
A. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung.Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pembelajaran langsung :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasdil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
c. Sistem pengelolaan dan lingkunganbelajar yang mendunkung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran.
Pada model pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, dan juga menyiapkan siswa untuk memasuki materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberi motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.Peran Guru dalam Pembelajaran langsung :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswaMenjelaskan tujuan pembelajaran, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa (apersepsi)
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3. Membimbing pelatihan Guru memberi latihan terbimbingMengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan dan penerapan konsep.Menyiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hariSeperti telah dijelaskan diatas bahwa pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuik mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif :
1). belajar dengan teman
2). tatap muka antar teman
3). mendengarkan antar anggota
4). belajar dari teman sendiri dalam kelompok
5). belajar dalam kelompok kecil
6). produktif berbicara atau mengemukakanpendapat/gagasan
7). siswa membuat keputusan, dan
8). siswa aktif
C. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan :
1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah
2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik
3). Menjadi pelajar yang mandiri
Referensi:
http://linabudi.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/30/macam-macam-metode-pembelajaran/
http://anwarholil.blogspot.com/2009/04/ragam-pembelajaran-kooperatif-kelompok.html
http://djohar1962.blogspot.com/2009/06/ragam-pendekatan-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
anggota kelompok :
09-025 Steven
09-049 Risma Aryanti
09-067 Raharja
09-075 Dwiyana Savira
09-091 Aisyah Hudaya
Testimoni:
sungguh tugas yang sangat membuat panik semua orang. haha... tetapi seru juga, karena dari sini kelompok kami terlatih supaya lebih giat dalam mengerjakan tugas. kami merasa kurang cukup waktu untuk mengerjakan. Kami have fun juga dalam mengerjakan tugas ini. =)
Friday, February 26, 2010
Wednesday, February 24, 2010
Teknologi dalam membantu kegiatan belajar mengajar; tugas 2
Pada abad 20, terdapat banyak sekali penemuan-penemuan yang mengejutkan dalam dunia teknologi, salah satunya adalah ditemukannya komputer. Sekarang ini komputer benar-benar telah merajalela dan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimanapun. komputer telah banyak berperan dalam mempermudah kehidupan manusia. Apalagi setelah adanya internet, segala jenis informasi dapat kita akses dengan lebih mudah dan cepat dan praktis dibandingkan dengan media komunikasi/informasi lain. Selain itu, pembelajaran terhadap segala hal pun lebih mudah.
Hubungannya dengan dunia pendidikan
Komputer dan internet sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, ini dapat dilihat dari sekolah-sekolah yang mendirikan laboratorium komputer, ataupun laboratorium bahasa yang menggunakan komputer sebagai perangkat yang membantu pembelajaran. Penggunaan komputer dalam laboratorium bahasa di sekolah-sekolah dapat membantu siswa menerapkan praktek seperti dalam listening dan speaking . Sekolah-sekolah juga telah memfasilitasi internet dalam lingkungan sekolah dalam bentuk wi-fi. Ini dikarenakan sekolah-sekolah telah sadar pentingnya peran internet dan komputer dalam mendukung proses belajar-mengajar. Para siswa juga dapat belajar banyak hal baru di luar dari ceramah guru di kelas hanya dengan internet. Oleh karena itu, komputer dan internet sangat berperan penting dalam proses pembelajaran si siswa, dalam menambah dan memperkaya wawasan serta ilmunya. Pembelajaran yang menggunakan media komputer dan internet ini dapat disebut juga dengan e-learning
Pengertian e-learning
e-learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronik, biasanya mempunyai kombinasi antara audio, video dan perangkat komputer. Dengan adanya e-learning, proses pembelajaran dapat menjadi mudah, efisien, dan efektif. Salah satunya, kita dapat belajar dengan dosen kita walaupun dosen kita tidak berada dalam kelas melalui e-learning, seperti ceramah melalui videoconference. Ataupun, untuk materi-materi tertentu atau tambahan, dosen hanya perlu mengupload dalam situs e-learning tersebut, dan mahasiswa dapat dengan mudah mengakses dan belajar hanya dengan membuka situs tersebut kapanpun dan di manapun. Sangat praktis bukan?
e-learning ini juga sangat berkaitan erat dengan istilah ubiquitous computing. Berikut pengertiannya.
Ubiquitous computing
Istilah ubiquitous computing pertama kali diperkenalkan oleh Mark Weiser, ia menyatakan bahawa ubiquitous computing diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Alat-alat elektronik seperti telepon, portable, mobile, sudah mulai menggeser komputer desktop. Hal ini terlihat jelas seperti ketika seorang pelajar yang karena malas duduk di depan komputernya untuk mengerjakan tugasnya yang perlu diupload di blog, ia pun menggunakan handphone-nya untuk mengerjakan tugas tersebut, ia dapat mengerjakannya di mana saja, dan kapan saja hingga selesai dan akhirnya dikirim lewat handphone tersebut juga tentunya.
Hubungan antara e-learning dengan Ubiquitous computing
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ubiquitous computing dan e-learning sangatlah berhubungan. Ubiquitous computing sangat menyokong kelangsungan belajar mengajar dengan e-learning. Seorang dosen mengupload bahan ajaran di blog-nya, dan para mahasiswa, dengan hanya bermodalkan handphone yang mempunyai layanan internet, dapat dengan mudah mendapatkan dan mendownload materi tersebut. Ataupun, seperti yang kita ketahui, pelajar sangat membutuhkan bahan referensi untuk mengerjakan tugas mereka dengan membrowse melalui google atau semacamnya. Hal ini sangat mempermudah para siswa yang malas membuka buku untuk mencari referensi, dan merupakan pembelajaran yang sangat efektif, efisien dan tidak dibatasi oleh lokasi karena internet merupakan tempat orang-orang bertukar informasi.
Sudah seharusnya setiap sekolah menerapakan e-learning, karena selain telah mengoptimalkan proses belajar-mengajar, menambah wawasan para siswa. dan para siswa juga dapat lebih berekspresi dan tidak “gaptek” tentunya.
Referensi :
Santrock, John W, 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Jakarta: Kencana.
Munir, 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi, Bandung: Alfabeta.
Referensi lainnya:
wikipedia
Dwiyana Savira
091301075
24 Februari 2010
Friday, February 19, 2010
hello fellas!
i just had my Chinese New Year celebration... yaayy~~ (got red pockets) XD
but it's just not really fun, it's only a one-day-holiday(so not fair!), and this year CNY's quite special because valentine's day also held on that day. who would you choose guys? spending time with your family or your lover? fortunately this year i spent it with my family.. yeaa... family is more important for sure! it's not because i'm single so i could say these.. haha... i meant it, i love my family! =P
arrgghhh!
i just spent that precious one-day-holiday and now those assignments just came bertubi-tubi! huh... i can't even practice my piano, even if i hv time, no mood for that... *sigh* ='(
the psi pendidikan project is coming! we are just planning to do the proposal, i feel excited! but i hope i'm not just panas panas taik ayam(hot hot chicken shit) lol...
hey.. and i have a great group here...! we can do it guys! hoho..... .>.~
Berlibur ke Kampung Raharja ; tugas kelompok 1 part II
Thursday, February 11, 2010
Pentingnya Metode Pembelajaran Aktif dan Komunikatif; Tugas1
Dulu, sebelum masuk ke perguruan tinggi, tepatnya pada saat duduk di bangku SMP, metode yang digunakan oleh beberapa guru di sekolah saya kurang efektif dan kebanyakan menggunakan komunikasi satu arah saja.
Seperti yang kita ketahui, pola komunikasi dalam proses pembelajaran ada 3, yaitu:
1. Komunikasi satu arah
- Pengajar menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
- Tidak ada reaksi dari peserta didik
- Pembelajaran berpusat pada pengajar, peserta didiknya pasif(hanya menerima ketika diberi pembelajaran)
2. Komunikasi dua arah
- Antara pengajar dan peserta didik terjadi interaksi. Suasana kelas lebih aktif dan lebih dinamis
3. Komunikasi banyak arah
- Proses pembelajaran terjadi secara timbal balik dari pengajar ke peserta didik, peserta didik ke pengajar, dan peserta didik ke peserta didik lainnya.
- Suasana kelas menjadi interaktif
Dengan metode pembelajaran menggunakan komunikasi satu arah di kelas kami, murid-murid merasa bosan dengan kelas tersebut, sebagian murid ribut dan membuat kelas gaduh. Bagaimana tidak, ada guru yang hanya mencatat di papan tulis(terkadang mendikte), tanpa mempedulikan ataupun menerangkan pada muridnya, setelah bel, ia pun pergi begitu saja. Adapun guru-guru yang dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, tanpa keributan dan si guru dapat menjelaskan materi dengan jelas dan memuaskan, tetapi sayangnya guru ini hanya melakukan ceramah dan kurang interaktif.
Hal ini sangat berbeda ketika saya masuk ke perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, metode pembelajaran di kelas kebanyakan menggunakan komunikasi dua arah bahkan terkadang menggunakan komunikasi banyak arah, di mana ketika dosen selesai memberikan ceramahnya, mahasiswa secara aktif dapat bertanya, mengajukan pendapatnya secara bebas, dan terkadang berdiskusi. Di perguruan tinggi, banyak mata kuliah yang menuntut mahasiswanya mampu melakukan presentasi. Menurut saya, hal ini sangat positif karena dapat membuat suasana kelas menjadi hidup, menjadi semakin interaktif dan menarik. Para mahasiswa juga dapat melatih diri berbicara di depan umum, mau tidak mau mahasiswa juga lebih dapat menguasai bahan, pendengar yang lain pun dapat secara aktif dan dengan antusias mengajukan pertanyaan, mengatakan pendapat mereka, ataupun memberi komentar dan kritik yang membangun tentunya. Dosen di sini bertugas memberi tambahan materi ataupun meluruskan penjelasan si mahasiswa. Dosen sebagai pengajar berfungsi dalam komunikasi terutama dalam proses pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai komunikator, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator yang memberi dorongan dan semangat dalam belajar dari peserta didik. Dengan adanya interaksi komunikatif seperti ini di kelas, bukan hanya mahasiswa yang dapat belajar, tetapi si pengajar atau dosen juga mendapatkan ilmu-ilmu yang mungkin belum pernah didapatkannya.
Setelah penjelasan di atas, hendaknya metode pembelajaran di sekolah-sekolah sekarang ini dapat diubah sebaik mungkin agar dapat menghasilkan murid yang aktif, kreatif dan berkualitas, selain itu guru-guru pun terlatih untuk membuat suasana kelas lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
(Baca lebih banyak mengapa pembelajaran aktif lebih menjadi sangat penting di sini)
Sources:
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta : Bandung.
Santrock, John W. 2004. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Kencana : Jakarta.
11 Februari 2010
oleh: Dwiyana Savira
16:17
demikianlah tugas ini saya selesaikan, semoga bermanfaat =)
Friday, February 5, 2010
Diskusi Kelompok
Menurut kelompok kami, metode pembelajaran mata kuliah psikologi pendidikan yang mewajibkan setiap mahasiswa/i mempunyai e-mail dan blog masing-masing sangat berkontribusi dalam aspek pembelajaran. Dan juga kita dapat mengkombinasikan antara dunia teknologi dengan kurikulum pembelajaran yang biasanya tidak mengunakan teknologi sama sekali.
Hal ini juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa/i dalam menguasai teknologi dan informasi supaya tidak gagap teknologi (gaptek). Bahkan kita juga bisa mengiluti perkembangan teknologi yang semakin waktu selalu berkembang kearah yang sangat baik. Selain itu juga dapat menambah kreativitas mahasiswa/i dalam mengupdate blog.
Dari sisi positifnya dengan mengunakan blog dan e-mail ini kita bisa meminimalkan penggunaan kertas yang berlebihan dan menghindari kita dari pemanasan dunia (global warming). Dan pembelajaran kepada kegunaan blog dan e-mail. Membuat seorang yang belum tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi semakin mahir dalam penggunaan e-mail dan blog.
Mungkin ini saya pandangan dari kelompok kami.
Sekian.